Contoh Majas Litotes

contoh majas litotes

Contoh Majas Litotes – Masih dalam pembahasan seputar gaya bahasa atau majas pertentangan, pada artikel sebelumnya kita sudah belajar mengenai majas paradoks. Nah, pada artikel ini saya akan membahas seputar majas litotes.

Apakah sudah ada yang tahu apa itu majas litotes?

Majas litotes ini biasanya digunakan untuk memperindah sebuah karya sastra yang menghadirkan bentuk retoris sebagai unsur gaya bahasa.

Walaupun memiliki kesamaan fungsi dengan majas lainnya untuk memperindah karya sastra, namun majas ini memiliki perbedaan dengan majas yang lain, yaitu pada penerapan kalimatnya.

Nah, agar sobat tidak bingung ada baiknya myenyimak penjelasan di bawah ini.

Pengertian Majas Litotes

Majas litotes merupakan sebuah ungkapan gaya bahasa yang merendah akan tetapi pada kenyataannya tidak bermaksud dengan apa yang ia ungkapkan, jadi majas ini lebih terkesan menyembunyikan makna sebenarnya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) litotes berasal dari ejaan li.to.tes yang bermakna suatu pernyataan yang memperkecil atau melemahkan sesuatu dan menyatakan kebalikannya, semisal dalam ungkapan pandai menjadi ungkapan tidak bodoh.

Jadi ini lebih terkesan menyembunyikan suatu maksud akan tetapi dengan ungkapan atau gaya bahasa yang merendah.

Lalu bagaimana cara menemukan kata-kata yang bermajas litotes?

Sebetulnya majas litotes ini bisa bahakan sering sobat temukan dalam percakapan jika sobat lebih teliti dalam mengindentifikasinya. Selain itu juga majas litotes ini sering ditemukan dalam sebuah puisi, cerpen, novel, dan karya sastra lainnya.

Ciri-ciri majas litotes

  1. Menggunakan kata-kata kiasan yang memiliki banyak pilihan kata dan bisa disamakan dengan suatu hal yang berbeda.
  2. Menggunakan gaya bahasa yang abstrak.
  3. Sering menggunakan kata perbandingan.
  4. Penggunaan kata-katanya tersesun dengan rapih sehingga terkesan dengan kerendahan.

Tujuan majas litotes

  1. Menambahkan intensitas perasaan orang yang dituju.
  2. Memberikan makna yang lebih mudah difahami.
  3. Memberikan efek imajinasi.

Contoh Majas Litotes

Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya bahwa majas litotes ini akan lebih sering ditemukan pada percakapan dan juga karya sastra. Ini karena majas litotes lebih terkesan menyembunyikan sesuati dengan merendahkan ungkapan atau pernyataan.

Berikut ini contoh kalimat yang bermajas litotes beserta penjelasannya:

“Menginaplah di gubukku yang sederhana ini”
Dalam kalimat diatas terdapat sebuah kata perumpamaan yaitu ‘gubukku‘ dengan gaya bahasa yang sama seperti majas litotes.
“Pakaian yang buruk ini mungkin akan memperbaiki penampilan mu”
Dalam kalimat tersebut yang menggambarkan majas litotes adalah pada kata ‘buruk.
“Ma’afkan saya yang hanya bisa mempersulit keadaan ini”
Dalam kalimat tersebut kata ‘Hanya’  dan ‘mempersulit‘ merupakan salah satu kalimat yang merendahkan
“Kami hanya bisa menyajikan makanan yang sederhana saja”.
Kalimat ‘sederhana‘ diatas terlihat sangat jelas menggunakan majas litotes dengan gaya bahasa yang merendah.
“Ya, ini memang mobil butut kami yang baru saja di beli”.
Dalam ungkapan diatas terlihat bahwa penggunaan kata ‘mobil butut‘ ini terkesan merendahkan si pemilik itu sendiri.
“Bagaikan bumi dan langit, aku tidak akan pernah bisa bersaing dengan perusahaan mu yang besar itu”.
Dalam ungkapan diatas, seseorang tersebut merendahkan dirinya dengan kata ‘tidak akan pernah bisa bersaing‘.
“Kamu mungkin tidak akan bisa belajar materi dari orang bodoh seperti diriku ini”
“Sebelumnya mohon maaf, kami hanya bisa menyediakan kamar sederhana ini”.
Kalimat ‘sederhana’ bisa merujuk pada merendahkan bahkan bisa juga menyombongkan, tapi ini tetap termasuk ungkapan majas litotes.
“Seperti inilah keadaan rumahku, tidak seperti yang mereka ceritakan”.
Dalam kata’tidak seperti‘ ini menunjukkan bahwa keadaan rumah orang tersebut berbeda dengan yang diceritakan.
“Pakaianku ini harganya tidak seberapa, dibandingkan dengan pakaian milik mu”.
Kalimat ‘tidak seberapa‘ ini terkesan merendahkan dirinya sendiri, jadi bisa dipastikan ini kalimat yang bermajas litotes.

Baca Juga: Contoh Majas Personifikasi

Contoh majas litotes pada kalimat

Berikut ini contoh singkat kalimat bermajas litotes:

  1. Bantuan yang sedikit ini mudah-mudahan cukup untuk membeli susu anak-anak.
  2. Semoga bapak, ibu, dan semuanya berkenan kembali berkunjung di gubuk kami yang sederhana ini.
  3. Terimalah bingkisan yang tidak seberapa harganya ini.
  4. Maukah kamu nanti datang ke pesta kecil – kecilan di rumah ku besok siang.
  5. Kami hanya rakyat kecil yang hanya ingin mencari sesuap nasi.
  6. Keberhasilan perusahaan ini adalah hasil kerja keras kalian, karena tugas saya hanya mengawasi saja.
  7. Tolong terima bantuan dari saya yang tidak seberapa ini.
  8. Sudikah kamu menerima aku yang kurang dalam berpenampilan ini.
  9. Gajiku sebagai seorang Guru PNS hanya cukup untuk makan sehari-hari.
  10. Pantaskah diriku ini menerima jabatan terbesar di perusahaan ini.
  11. Mengapa Bapak berani mempercayakan tugas ini kepada orang baru seperti saya?
  12. Tidakkah kau menyesal menikah dengan aku yang tidak memiliki apa-apa?
  13. Hanya televisi butut ini yang menjadi hiburan kami sekeluarga.
  14. Buku yang sudah usang inilah yang membuatku termotivasi.
  15. Jangan sampai tangan halusmu itu menjabat tangan seorang kuli bangunan sepertiku.
  16. Novel ini tentu masih jauh dari kata sempurna, saya berharap kritik dan saran dari kalian pembaca.
  17. Maafkan aku suamiku aku masih belum bisa memasak makanan kesukaanmu.
  18. Rumah ini ku beli dari berdagang barang-barang murahan.
  19. Penghasilan ku hari ini hanya bisa membeli beberapa tempe dan tahu saja.
  20. Pemberian dariku ini tidak seberapa untuk membalas kebaikanmu.

Baca Juga: Contoh Majas Metonimia

Contoh majas litotes pada puisi

Berikut ini contoh puisi yang menggunakan gaya bahasa yang merendah:

Aku Ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu,
kepada api yang menjadikannya abu.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan,
kepada hujan yang menjadikannya tiada.
-Sapardi Djoko Damono-

Kerendahan Hati

Kalau engkau tak mampu menjadi beringin,
Yang tegak di puncak bukit,
Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik,
Yang tumbuh di tepi danau.

Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar,
Jadilah saja rumput,
tetapi rumput yang memperkuat tanggul pinggiran jalan.

Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya,
Jadilah saja jalan kecil,
Tetapi jalan setapak yang,
Membawa orang ke mata air.

Tidaklah semua menjadi kapten,
Tentu harus ada awak kapalnya,
Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi,
Rendahnya nilai dirimu
Jadilah saja dirimu,
Sebaik-baiknya dari dirimu sendiri
-Taufiq Ismail-

Aku

Kalau sampai waktuku,
Ku mau tak seorang kan merayu,
Tidak juga kau,
Tak perlu sedu sedan itu.

Aku ini binatang jalang,
Dari kumpulannya terbuang,
Biar peluru menembus kulitku,
Aku tetap meradang menerjang.

Luka dan bisa kubawa berlari,
Berlari Hingga hilang pedih peri,
Dan aku akan lebih tidak perduli,
Aku mau hidup seribu tahun lagi.

-Chairil Anwar-

Bagaimana Aku Tanpamu

Entah seperti apa diri ini
Entah bagaimana hidup ini
Sekarang dan seterusnya
Aku akan menjalaninya sendiri

Tak perduli apa yang aku lakukan
Takkan pernah ada lagi yang memperhatikan aku
Takkan ada lgi yang sayang aku
Kini semuanya hilang

Semua salah ku
Yang selalu membiarkan keegoisan menguasai diri ini
Apa yang harus disesali
Kini semua sudah terlambat

Walaupun hati berkata tak sanggup
Namun semuanya harus aku jalani
Bagaimanapun dia takkan pernah kembali
Kembali untuk mencintai aku lagi.

Baca Juga: Contoh Majas Pleonasme