Contoh Majas Pleonasme – Hai sobat, pada pembahasan sebelumnya kita sudah memahami tentang majas asosiasi atau jenis majas yang membandingkan dua objek. Nah, kali ini kita juga akan sedikit membahas tentang majas pleonasme.
Sebelum itu, apakah Anda sudah tahu apa itu majas pleonasme?
Umumnya majas pleonasme ini sering digunakan dalam percakapan bahkan dalam karya sastra seperti puisi, cerpen, dan lain sebagainya. Akan tetapi masih banyak orang yang tidak bisa memahami maksud dan cara mengidentifikasi sebuah kalimat majas pleonasme.
Nah, disini saya akan menjelaskan seperti apa sih kalimat yang bermajas pleonasme. silahkan simak artikel berikut ini!
Pengertian Majas Pleonasme
Majas pleonasme merupakan suatu ungkapan atau gaya bahasa dengan penambahan frasa atau kata keterangan yang bertujuan untuk mempertegas maksudh dari kalimat tersebut.
Kata pleonasme sendiri berasal dari bahasa Yunani yakni ‘pleonasmus‘ yang memiliki arti berlebihan.
Majas pleonasme ini juga sering disebut majas yang berlebihan, karena terkadang memakai kata keterangan yang tidak diperlukan. Walaupun nantinya makna dari kalimat tersebut jadi lebih jelas.
Contoh: Dina melihat kejadian kecelakaan dengan mata kepalanya sendiri.
Dalam kata miring diatas terlihat jelas bahwa terdapat dua kata dengan maksud dan arti yang sama, walaupun ini tujuannya untuk mempertegas kembali.
Contoh Majas Pleonasme
Berikut ini beberapa contoh singkat majas pleonasme yang baik dan benar:
- Maling tersebut sedang dihajar habis-habisan oleh para warga.
- Hartanya dikuras habis sampai tak tersisa oleh pencuri itu.
- Arul sedang memangang roti dengan oven yang panas.
- Lukisan gambar tersebut sudah dibeli oleh orang itu.
- Kepalanya gundul tak ada rambutnya mengikuti gaya pak Ogah.
- Air mengalir ke bawah menyusuri anakan sungai.
- Messi melangkahkan kedua kakinya dengan cepat berlari menggiring bola.
- Tak henti-hentinya kamu buat aku sibuk repot mengurusimu.
- Tawaf berputar berlawanan arah dengan jarum jam dilakukan dengan mengitari ka’bah.
- Buktikan dengan mata kepalamu sendiri kalau tak percaya.
- Aroma bau jengkol dapat menggugah selera makan.
- Tukang parkir itu mengaba-ngabai memberikan perintah mundur ke kanan.
- Masuklah ke dalam jangan di luar, udaranya sangat kotor.
- Dorong ke depan terus dan jangan ditarik ke belakang!
- Bau bangakai busuk itu menyengat menusuk hidung.
- Fahmi lari terbirit-birit dan langung masuk kedalam rumah ketika dikejar anjing.
- Rambutnya mekar terurai terhempas angin laut yang spoi-spoi.
- Jamu brontowali benar-benar pahit tak ada manis-manisnya.
- Kokok ayam jantan membangunkan orang tidur.
- Jangan pernah remehkan ia, kecil-kecil cabe rawit pedas sekali.
- Musik cadas keras bergema di tengah kota.
- Adik sangat suka menkonsumsi tahu kedelai.
- Tolong ambilkan lem perekat di atas meja belajarku.
- Pakailah oli pelumas yang setandar pabrikan.
- Kakak sangat sering membeli kebaya wanita di toko temannya.
- Ayah seharusnya dapat menjadi contoh suri tauladan.
- Jangan pakai minyak tanah bahan bakar yang dijual secara ilegal.
- Desa itu terkenal kondang ramah warganya.
- Adik siang ini ingin dimasakkan telur dadar goreng.
- Paman mengunjungi tempat wisata di jogja, seperti pantai parang tritis, museum gunung merapi, goa jomblang dan masih banyak lagi.
- Semua pekerja di atas diharuskan untuk segera turun ke bawah.
- Para murid mendongak ke atas untuk melihat pertunjukan kembang api yang diadakan pihak sekolah.
- Untuk membuat secangkir kopi hitam dibutuhkan rebusan air panas.
- Untuk mengkasilkan gula pasir manis, tebu diolah secara khusus di pabrik.
- Hari ini aku melupakan tumpukan cucian basah di kamar mandi, karena terburu-buru harus pergi ke pasar.
- Mereka akan spontan melihat ke atas apabila sesuatu dijatuhkan di atas kepala.
Adik sangat menyukai berbagai olahan tempe kedelai.
Baca Juga: Contoh Majas Repetisi
Contoh majas pleonasme beserta maknanya
Berikut ini beberapa contoh majas pleonasme beserta artinya:
“Para murid-murid SMA Harapan Bangsa sekalian diharapkan kehadirannya tepat waktu dalam upacara besok” Maksudnya: Dalam kalimat tersebut jelas terdapat penjamakan secara berulang dari kata para, murid-murid dan sekalian. Kata ‘sekalian’ sebenarnya tidak terlalu diutuhkan sehingga menyebabkan kalimat tersebut menjadi kalimat bermajas Pleonasme. |
“Barisan tentara musuh mengaku kalah dalam perang dengan menarik mundur ke belakang“ Maksudnya: pemakaian kata ‘ke belakang’ sesungguhnya dalam kalimat di atas tidak dibutuhkan karena kata ‘menarik mundur’ memiliki arti sebagai ke belakang. |
“Anak itu mencoba menengok ke samping mencari sumber suara tersebut” Maksudnya: selanjutnya, kata ‘ke samping’ tidaklah dibutuhkan keberadaannya. Kendati demikian, kata tersebut memperjelas ke arah mana anak tersebut menoleh. |
“Petani itu memiliki ternak dari berbagai macam unggas, mulai dari ayam, bebek, menthok dan lain sebagainya” Maksudnya: dalam kalimat di atas terkandung hiponim ayam, bebek, menthok dan lain sebagainya berasal dari kata ‘unggas’. Hiponim tersebut keberadaannya sebenarnya tidak diperlukan karena kata ‘unggas’ sendiri sudah dapat menggambarkannya, namun itu akan mempertegas kalimat. |
“Raya mempunyai kesulitan berbicara sejak dari Ia kecil” Maksudnya: Makna kata ‘sejak’ dan ‘dari’ pada kalimat tersebut adalah sama. Penambahan frasa atau terdapat dua kata yang bersinonim dalam kalimat itu menunjukkan bahwa kalimat tersebut bermajas Pleonasme. |
Baca Juga: Contoh Majas Litotes
Contoh majas pleonasme dalam puisi
Selain dalam kalimat ucapan, majas pleonasme ini juga sering digunakan dalam karya sastra seperti puisi. Berikut ini contohnya:
Ibu Entah bagaima aku harus membalas Satu hal yang paling aku risaukan Terimakasih selalu memberi tanpa meminta padaku |
Terlalu selalu melulu Memang engkau siapa? |
Baca Juga: Contoh Majas Personifikasi
Majas pleonasme adalah jenis majas yang bersifat penegasan dengan ditandai adanya kata tambahan keterangan yang bermakna sama. Majas ini dibuat dengan tujuan mempertegas maksud atau arti dari kalimat tersebut.
“Seluruh kepala keluarga yang tinggal di kampung saya ikut dalam kegiatan kerja bakti untuk membuat pos kamling”.