Kerangka Berpikir – Saat melakukan sebuah riset ataupun penelitian, seseorang tentunya harus terlebih dahulu membuat urutan atau menentukan serangkaian kegiatan yang akan dibahas dalam mencari solusi dari permasalahan.
Nah, serangkaian kegiatan tersebutlah yang sering disebut dengan kerangka berpikir.
Pada pembahasan kali ini kita akan sedikit mengulas tentang kerangka berpikir, mulai dari jenis hingga cara pembuatannya.
Pengertian Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir adalah sebuah gambaran berupa konsep yang didalamnya menjelaskan tentang hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya.
Jadi, bisa diartikan bahwa kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara mengenai hubungan yang dijadikan sebagai permasalahan pada topik penelitian.
Kerangka berpikir ini juga terkadang dibuat dalam bentuk skema ataupun diagram untuk mempermudah dalam memahami data variabel yang akan dipelajari setiap tahapannya.
Tujuan dari kerangka pemikiran ini unruk memperjelas variabel yang sedang diteliti sehingga data variabel dapat diperinci dan juga kongkrit.
Ciri-Ciri Kerangka Berpikir
Ada beberapa kriteria kerangka berpikir atau kerangka pemikiran yakni. Pertama, kerangka berpikir harus menerangkan :
- Mengapa penelitian ini dilakukan?
- Bagaimana proses penelitian dilakukan?
- Apa saja yang diperoleh dari penelitian tersebut?
- Untuk apa hasil penelitian diperoleh?
Kedua, kerangka pemikiran ini dibuat dari susunan intruksi logika yang sistematis.
Ketiga, kerangka berpikir ini ditujukan untuk memperjelas variabel data yang sedang diteliti.
Jenis Kerangka Berpikir
Sebelum anda, membuat kerangka pemikiran akan lebih baik jika anda memahami jenis-jenis dari kerangka berpikir yaitu:
1. Kerangka Teoritis
kerangka teoritis adalah model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seseorang menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah.
Secara singkat, kerangka teoritis merupakan susunan yang saling membahas ketergantungan antarvariabel yang dianggap perlu untuk melengkapi objek yang akan diteliti.
2. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan cabang atau bagian dari kerangka teoritis, akan tetapi kerangka konseptual ini lebih berfokus pada satu atau dua bagian kerangka teoritis yang akan menjadi kajian utama penelitian yang akan dilakukan.
Jadi bisa disimpulkan bahwa kerangka konseptual merupakan gambaran aspek-aspek yang dipilih oleh peneliti dari kerangka teoritis yang dijadikan sebagai dasar rumusan masalah yang akan dijawab memalui penelitian.
3. Kerangka Operasional
Menurut L.N. Jewel dan Marc Siegal (1998) Operasional adalah mendefenisikan suatu variabel yang akan diamati dalam proses dengan mana variabel itu akan diukur
Selain itu menurut Young dalam Mely G. Tan dalam Koentrjaraningrat (1991) definisi dari operasional adalah mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati, dan dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain .
Jadi bisa disimpulkan bahwa Operasional merupakan seperangkat instruksi yang lengkap untuk menetapkan apa yang akan diukur dan bagaimana cara mengukur variable.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun kerangka operasional sebuah variabel adalah:
- Nama variabel
- Definisi verbal variabel
- Parameter
- Alat ukur (instrumen)
- Skala
- Kriteria
Baca Juga: Jenis Variabel Penelitian
Cara Membuat Kerangka Berpikir
Untuk mempermudah dalam pembuatan kerangka berpikir, anda bisa langsung coba cara berikut ini:
1. Menentukan Variabel yang Akan Diteliti
Langkah awan yang harus dilakukan oleh seorang peneliti adalah dengan menentukan variabel-variabel yang akan diteliti secara detail.
Hal ini diperuntukan agar bisa mengelompokan teori yang perlu disampaikan saat menyusun kerangka berpikir dalam mengajukan hipotesisi.
Jadi, disini anda harus menentukan berapa jumlah variabel dan juga nama variabel sebagai titik tolaj yang digunakan dalam menentukan teori yang akan dikemukakan.
2. Membaca Reverensi Hasil Penelitian
Langkah Selanjutnya adalah membaca referensi seperti dari buku, jurnal ilmiah, kamus, ensiklopedia, laporan penelitian, tesis, skripsi dan lain sebagainya yang relevan dengan penelitian yang sedang anda buat.
3. Deskripsi Teori dan Hasil Penelitian
Setelah membaca reverensi beberapa hasil penelitian, langkah selanjutnya adalah memberikan penjelasan variabel seperti latar belajakang dengan disertai teori-teori yang mendukung variabel dalam kerangka pemikiran tersebut.
4. Analisis Kritis Mengenai Teori Serta Hasil Penelitian
Tahap selanjutnya yang perlu anda lakukan adalah menganalisis teori sekaligus hasil penelitian secara kritis.Dalam menganalisis peneliti bisa mengkaji kembali apakah teori yang sudah ditetapkan benar-benar sesuai dengan objek penelitian atau tidak.
Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya teori yang tidak sesuai dengan penelitian, sebab banyak sekali teori-teori dari luar negri yang tidak relevan lagi.
5. Analisis Komparatif Mengenai Teori Serta Hasil Penelitian
Tahap yang kelima yakni melakukan analisis komparasi dengan cara membandingkan teori satu dengan teori lainnya. Kemudian dari hasil tersebut, peneliti bisa mengkombinasikan teori yang stu dengan lainnya atau bisa juga dengan mereduksi apabila dipandang terlalu luas.
6. Sintesa Kesimpulan
Setelah peneliti melakukan analisis komparatif pada teori dan juga hasil penelitian. Hal selanjutnya yang perlu dilakukan peneliti adalah melakukan sintesa atau kesimpulan sementara.
Sebab dengan perpaduan sintesa antar variabel bisa menghasilkan kerangka berpikir yang kemudian bisa dimanfaat untuk merumuskan hipotesis.
7. Kerangka Berpikir
Jika kesimpulan sintesa sudah dilakukan, maka tahap selanjutnya yang dilakukan si peneliti adalah membuat ataupun menyusun skema dari kerangka pemikiran atau berpikir. Dalam kerangka ini bisa berupa kerangka komparatif atau asosiatif.
8. Hipotesis
Langkah terakhir yang berdasar pada kerangka pemikiran atau berpikir adalah menyusun hipotesis. Semisal apabila kerangka pemikirannya berjudul “jika komitmen berja tinggi, maka produktivitas lembaga juga akan tinggi” maka, hipotesisnya bisa berupa “terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara komitmen kerja dengan produktivitas kerja”
Jadi hipotesis ini bisa disimpulkan sebagai jawaban atau penjelasan sementara dari pernyataan masalah yang paling spesifik.
Dalam perumusan hipotesis ini tidak harus ada pada setiap penelitian, semisa seperti penelitian yang bersifat ekploratif dan deskriptif.
Baca Juga: Instrumen Penelitian
Contoh Kerangka Berpikir
Berikut ini salah satu contoh dari pembuatan kerangka berpikir.
Judul Penelitian: Kedisiplinan Kerja Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai
Kerangka Berpikir
Pada hakikatnya melaksanakan Disiplin kerja merupakan tujuan dan kebutuhan dari masing-masing pegawai yang bekerja dan dapat meningkatkan produktivitaskerja yang dilakukan setiap pegawai.
Sebaliknya jika Disiplin kerja pegawai kurang, berarti penerapan fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia pada organisasi kurang.Disiplin kerja adalah sebuah konsep dalam organisasi atau manajemen untuk menuntut anggotanya berlaku teratur.
Disiplin merupakan keadaan yang menyebabkan atau memberikan dorongan kepada karyawan untuk berbuat dan melakukan segala kegiatan sesuai dengan norma-norma atau aturan-aturan yang telah ditetapkan.
Prijodarminto (1993:23) mengemukakan mengenai 3 (tiga) aspek tentang Disiplin kerja, yaitu sebagai berikut:
- Sikap mental (attitude) yang merupakan sikap taat dan tertib sebagai hasil atau pengembangan dari latihan pengendalian pikiran dan pengendalian watak.
- Pemahaman yang baik mengenai system aturan perilaku, norma, criteria dan standar yang sedemikian rupa, sehingga pemahaman tersebut menumbuhkan pengertian yang mendalam atau kesadaran bahwa ketaatan akan aturan; norma; criteria; dan standar tadi merupakan syarat mutlak untuk mencapai keberhasilan (sukses).
- Sikap, kelakuan yang secara wajar menunjukkan kesungguhan hati untuk mentaati segala hal secara cermat dan tertib.
Hipotesis
Berdasarkan identifikasi kerangka pemikiran di atas, peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut :
- Disiplin kerjabesar pengaruhnyaterhadap kinerja pegawai.
- Disiplin kerja diukur melalui Sikap mental, Memahami sistem aturan perilaku, dan sikap (kelakuan) besar pengaruhnya terhadap kinerja pegawai.