Pendekatan Pembelajaran – Hampir semua proses belajar mengajar di sekolah mulai dari SD, SMP, hingga SMA masih menggunakan paradigma pembelajaran lama.
Yang mana paradigma ini lebih dominan peranan dan keaktifan guru dalam mengajar dari pada peserta didik, sehingga peserta didik hanya mendengarkan penjelasan apa yang disampaikan oleh guru.
Selain itu dalam kegiatan belajar mengajar juga diperlukan adanya interaksi positif antara guru dengan peserta didik untuk mencapai tujuan bersama, sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
Nah, salah satu hal yang perlu difahami oleh setiap guru dalam membangun interaksi positif terhadap peserta didik yaitu dengan melakukan pendekatan pembelajaran.
Lalu apa saja sih pendekatan pembelajaran itu?
Yuk simak artikel berikut ini.
Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Menurut Wahjoedi (1999) pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar dan prilaku siswa agar ia dapat aktif dalam melakukan tugas belajar sehingga bisa memperoleh prestasi belajar secara optimal.
Menurut Syaiful (2003) pendekatan pembelajaran merupakan suatu pandangan guru terhadap siswa dalam menilai, menentukan sikap dan perbuatan yang dihadapi dengan harapan dapat memecahkan masalah dalam mengelola kelas yang nyaman dan menyenangkan dalam proses pembelajaran.
Menurut Nuryani (2002) pendekatan (approach) lebih menekankan pada strategi dalam perencanaan, sedangkan metode lebih menekankan pada teknik pelaksanaannya. Satu pendekatan yang direncanakan untuk satu pembelajaran mungkin dalam pelaksanaan proses tersebut digunakan beberapa metode.
Kata ‘pendekatan’ secara harfiah merupakan dari kata (bahasa Inggris) yakni ‘approach’ yang berartikan jalan, tindakan mendekati atau penghampiran.
Sedangkan kata ‘pembelajaran’ merupakan terjemahan dari kata ‘instruction’ yang berartikan pengajaran atau pembelajaran.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran merupakan cara yang menggambarkan sebagai kerangka umum dari skenario yang digunakan oleh guru dalam membelajarkan siswa agar bisa mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Perlu anda ketahui, dalam pembelajaran terdapat dua kategori pendekatan yaitu:
- Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada peserta didik (student centered approach), dimana dalam pendekatan ini guru melakukan pendekan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik agar bisa berperan aktif dalam proses pembelajaran.
- Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusan pada guru (teacher centered approach), dimana dalam pendekatan ini guru berperan sebagai subjek utama dalam proses pembelajaran.
Fungsi Pendekatan Pembelajaran
Berikut ini tujuan sekaligus fungsi dari pendekatan pembelajaran:
- Menjadi penilai sekaligus mengevaluasi hasil-hasil dari pembelajaran yang telah dicapai.
- Sebagai pedoman umum dalam menyusun tahapan-tahapan pada metode pembelajaran yang akan digunakan.
- Menunjukkan garis-garis rujukan dalam perancangan pembelajaran.
- Menganalisa masalah-masalah yang terjadi pada saat pembelajaran.
- Membantu dalam penilaian dari hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan.
Jenis-Jenis Pendekatan Pembelajaran
1. Pendekatan Individual
Pendekatan individual merupakan pendekatan langsung dilakukan guru terhadap anak didiknya untuk memecahkan kasus anak didiknya tersebut.
Pendekatan individual juga bisa diartikan dengan suatu pendekatan yang melayani perbedaan-perbedaan perorangan siswa sedemikian rupa, sehingga dengan penerapan pendekatan individual memungkinkan berkembangnya potensi masing-masing siswa secara optimal.
Dasar pemikiran dari pendekatan individual ini ialah adanya pengakuan terhadap perbedaan individual masing-masing siswa.
Hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru dalam pendekatan individual:
- Mendengarkan secara simpati dan menanggapi secara positif pada pikiran peserta didik sehingga bisa membuat hubungan saling percaya.
- Membantu peserta didik dengan pendekatan verbal maupun non-verbal.
- Membantu peserta didik tanpa harus mendominasi atau mengambil alih tugas.
- Menerima perasaan peserta didik sebagaimana adanya atau menerima perbedaan dengan penuh perhatian.
- Menangani peserta didik dengan memberikan rasa aman, bantuan, dan penuh perhatian.
Ciri-ciri pendekatan individual
- Guru melakukan pendekatan secara pribadi kepada setiap peserta didik dalam kelas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bisa lebih aktif, kreatif, dan mandiri dalam belajar.
- Guru harus lebih peka dalam melihat perbedaan sifat-sifat dari semua peserta didik secara individual.
- Guru lebih merujuk pada peranan sebagai fasilitas sekaligus pembimbing dalam kelas, agar peserta didik dapat lebih terkontrol mengenai, bagaimana, dan apa yang mereka pelajari.
Keuntungan Pendekatan Individual
- Memungkinkan peserta didik yang lama agar bisa maju menurut kemampuannya masing-masing.
- Mencegah terjadinya ilusi dalam kemajuan akan tetapi tetap bersifat nyata.
- Mengarahkan perhatian peserta didik terhadap hasil belajar perorangan.
- Memberikan peluang kepada peserta didik untuk bisa maju secara optimal dan juga bisa mengembangkan kemampuan yang dimilikinya.
- Memusatkan pengajaran terhadap mata pelajaran dan pertumbuhan yang bersifat mendidik.
- Menumbuhkan hubungan pribadi yang menyenangkan antar peserta didik dengan guru.
- Memberikan kesempatan bagi peserta didik yang pandai untuk bisa melatih inisiatif belajar yang lebih baik lagi.
- Mengurangi hambatan dan mencegah eliminasi terhadap peserta didik yang tergolong lamban.
2. Pendekatan Kelompok
Pendekatan kelompok adalah pendekatan yang dilakukan guru dengan tujuan membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik serta membina sikap kesetiakawanan sosial.
Pendekatan kelompok memang suatu waktu diperlukan dan perlu digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial peserta didik. Hal ini disadari bahwa peserta didik adalah sejenis makhluk homo socius, yakni makhluk yang berkecenderungan untuk hidup bersama.
Ketika guru akan menggunakan pendekatan kelompok, maka guru harus sudah mempertimbangkan bahwa hal itu tidak bertentangan dengan tujuan, fasilitas belajar pendukung, metode yang akan dipakai sudah dikuasai, dan bahan yang akan diberikan kepada peserta didik memang cocok didekati dengan pendekatan kelompok.
Karena itu, pendekatan kelompok tidak bisa dilakukan secara sembarangan, tetapi harus mempertimbangkan hal-hal yang ikut mempengaruhi penggunaannya.
3. Pendekatan Bervariasi
Pendekatan variasi adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru untuk menghadapi permasalahan anak didik yang bervariasi dengan menggunakan variasi teknik pemecaham masalah tersebut.
Saat guru dihadapkan kepada permasalahan pesera didik yang bermasalah, maka guru juga akan berhadapan dengan permasalahan yang bervariasi.
Ini karena. setiap masalah yang dihadapi oleh peserta didik tidak selalu sama, terkadang ada perbedaan. Jika permasalahan yang dihadapi oleh setiap peserta didik ini bervariasi, maka pendekatan yang digunakan pun akan lebih tepat dengan pendekatan bervariasi pula.
Kasus yang biasanya muncul dalam pengajaran ini memiliki berbagai motif, sehingga diperlukan variasi teknik pemecahan untuk setiap kasus. Maka kiranya pendekatan bervariasi ini bisa menjadi alat bantu yang dapat digunakan oleh guru dalam kepentingan pengajaran.
Kelebihan Pendekatan Bervariasi:
- Guru bisa menjadi kreatif, karena mempunyai berbagai metode dalam pemecahan masalah.
- Siswa tidak merasa bosan , karena cara yang digunakan oleh guru tidak monoton.
Kelemahan Pendekatan Bervariasi:
- Guru harus memiliki berbagai macam taktik dalam pemecahan masalah yang dihadapi oleh peserta didik.
- Proses pembelajaran tidak akan berjalan lancar jika pendedekatan yang dilakukan tidak sesuai dengan kondisi peserta didik.
4. Pendekatan Edukatif
Pendekatan edukatif adalah suatu pendekatan yang dilakukan guru terhadap anak didik yang bernilai pendidikan dengan tujuan untuk mendidik anak didik agar menghargai norma hukum, norma susila, norma moral, norma sosial dan norma agama.
Menurut, Henri Tafjel (1981) edukatif adalah suatu hal yang dapat mengajarkan seseorang mengenai hal-hal yang bersifat pengetahuan dan bisa bermanfaat bagi perkembangan kognitif mereka.
Misalnya ketika lonceng tanda masuk kelas telah berbunyi, anak-anak jangan dibiarkan masuk dulu, tetapi mereka disuruh berbaris di depan pintu masuk dan ketua kelas diperintahkan untuk mengatur barisan, dan anak-anak berbaris dalam kelompok sejenisnya.
Kemudian guru berdiri sambil mengontrol mereka. semuanya dipersilahkan masuk kelas satu persatu menyalami guru dan mencium tangan guru sebelum dilepas. Akhirnya semua anak masuk dan pelajaran pun dimulai.
5. Pendekatan Keagamaan
Pendekatan keagamaan adalah pendekatan yang memasukkan unsur-unsur agama dalam setiap mata pelajaran dan untuk menanamkan jiwa agama kepada dalam diri peserta didik.
Misalnya guru dapat menyisipkan pesan-pesan keagamaan untuk semua mata pelajaran umum, seperti guru menerangkan pelajaran biologi.
Di situ telah disebutkan di dalam Al Qur’an surat An Nahl ayat 5, 8, 10 dan 14 dengan tujuan untuk memperkecil kerdilnya jiwa agama di dalam diri peserta didik yang pada akhirnya nilai-nilai agama tidak dicemoohkan dan dilecehkan, tetapi diyakini, dipahami, dihayati dan diamalkan oleh siswa tersebut.
Hal ini bertujuan agar nilai budaya dan juga ilmu itu tudak sekuler, melainkan menyatu juga dengan nilai agama.
6. Pendekatan Pengalaman
Pendekatan pengalaman adalah sebuah pendekatan yang dilakukan oleh guru dengan memberikan pengalaman-pengelaman terhadap peserta didik dalam rangka menanamkan nilai-nilai pendidikan.
Kelebihan Pendekatan Pengalaman:
- Bisa menambahkan integritas peserta didik.
- Peserta didik jauh lebih mudah dalam memahami akan suatu pelajaran, karena dia sudah mengalaminya, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Kelemahan Pendekatan Pembelajaran:
- Jika peserta didik tidak pernah mendapatkan pengalaman yang sesuai dengan tujuan pelajaran, maka peserta didik akan cendrung kesulitan dalam memahami suatu pelajaran.
7. Pendekatan Pembiasaan
Pendekatan pembiasaan merupakan pendekatan yang dilakukan oleh guru terhadap para peserta didik dengan cara menanamkan kebiasaan yang baik dalam kehidupan mereka.
Karena dengan pembiasaan yang baik bisa membentuk sosok manusia yang berkepribadian baik, begitu pula sebaliknya jika peserta didik diajarkan pembiasaan buruk maka hasil dari kepribadiannya juga bisa menjadi buruk.
Kelebihan Pendekatan Pembiasaan:
- Dengan pendekatan pembiasaan ini bisa memberikan kesempata para peserta didik agar senantiasa mengamalkan pelajaran yang diperoleh baik secara individual maupun secara kelompok dalam kehidupan sehari-hari.
8. Pendekatan Emosional
Pendekatan emosional merupakan oendekatan yang dilakukan oleh guru terhadap para peserta didiknya melalui rangsangan verbal maupun non-verbal dan juga dengan sentuhan emosi atau perasaan.
Salah satu contoh rangsangan verbal yakni bisa berupa cerita, sindiran, ceramah, ejekan, pujian, dialog, anjuran, perintah, dan lain sebagainya. Sedangkan contoh nono-verbal bisa dengan bentuk prilaku ataupun sikap.
Kelebihan Pendekatan Emosional:
- Guru bisa memahami seperti apa perasaan peserta didik.
- Peserta didik bisa merasa lebih senang dengan guru, sehingga peserta didik mau mengikuti pelajaran dengan baik.
Kelemahan Pendekatan Emosional:
- JIka guru tidak dapat membaca suasana, maka akan sulit dalam pendekatan kepada para peserta didik.
9. Pendekatan Rasional
Pendekatan rasional merupakan suatu pendekatan yang dilakukan guru terhadap peserta didik dengan cara membimbing perkembangan berfikir siswa ke arah yang lebih baik sesuai dengan tingkat usianya.
Misalnya, pembuktian tentang sesuatu yang berhubungan dengan masalah keagamaan harus disesuaikan dengan tingkat berfikir anak. Kesalahan pembuktian akan berakibat fatal bagi perkembangan jiwa anak.
Nah, disini usaha yang terpenting bagi guru adalah bagaimana memberikan peranan pada akal (rasio) dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran agama, termasuk mencoba memahami hikmah dan fungsi ajaran agama.
Kelebihan Pendekaan Rasional:
- Bisa membantu perkembangan cara berfikir peserata didik
- Peserta didik bisa lebih mudah dalam memahami pelajaran.
Kelemahan Pendekatan Rasional:
- Bagi guru yang tidak bisa memahami perkembangan berfikir anak, akan kesulitan dalam menerapkan pendekatan ini.
10. Pendekatan Fungsional
Pendekatan fungsional merupakan pendekatan yang dilakukan oleh guru terhadap peserta didik dengan memberikan nilai guna dari ilmu, sehingga peserta didik dapat memanfaatkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tingkat perkembangan dirinya.
Kelebihan Pendekatan Fungsional:
- Peserta didik bisa merasakan manfaat dari ilmu yang sudah ia pelajari di sekolah.
- Pesera didik bisa menerapkan ilmu yang sudah didapatkan pada kehidupan sehari-hari.
Kelemahan Pendekatan Fungsional:
- Pendekatan jenis ini tidak bisa diterapkan jika guru tidak mengetahui bagaimana cara mengaplikasikan suatu materi dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Model Pembelajaran
Tipe-Tipe Pendekatan Pembelajaran
1. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan pembelajaran yang bertujuan membantu pesera didik dalam memahami pelajaran, dengan cara menghubungkan konteks kehidupan mereka sendiri seperti lingkungan sosial dan budaya masyarakat.
Nah, secara harfiah kontekstual itu berasal dari kata context yang berarti ‘hubungan, konteks, suasana, dan keadaan konteks’.
Pendekatan Kontekstual Menurut Para Ahli
Menurut Suprijono (2009: 79) pendekatan pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta didik dalam membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka.
Menurut Komalasari (2010: 7) pendekatan pembelajaran kontekstual adalah pendekatan yang mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata siswa sehari-hari, baik itu dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat maupun negara, dengan tujuan untuk menemukan makna materi tersebut bagi kehidupannya.
Karakteristik Pendekatan Kontekstual
Berdasarkan identifikasinya, pendekatan kontekstual terdiri dari 8 karakteristik yaitu:
- Making meaningful connections (membuat hubungan menjadi penuh makna)
- Collaborating (kerjasama)
- Doing significant work (melakukan kerja signifikan)
- Self-regulated learning (belajar mengatur diri sendiri)
- Critical and creative thinking (berfikir kreatif dan kritis)
- Nurturing the individual (memelihara pribadi)
- Reaching high standard (mencapai standart yang tinggi)
- Using authentic assesment (menggunakan penilaian autentik)
Langkah-Langkah Penerapan Pendekatan Kontektiual
- Mengembangkan pemikiran, bahwa peserata didik akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri dan mengkontruksi pengetahuan sekaligus keterampilan bertanya pada dirinya sendiri.
- Melaksanakan kegiatan inkuiri untuk semua topik.
- Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
- Menciptakan suasana belajar bersama.
- Menghadirkan model sebagai contoh dalam pembelajaran.
- Melakukan penilaian yang sebenarnya (authentic assesment) dengan berbagai cara.
2. Pendekatan Konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang lebih menitikberatkan pada tingkatan kreatifitas peserta didik dalam mengekspresikan ide-ide baru yang dibutuhkan dalam pengembangan diri peserta didik berdasarkan pengetahuannya.
Jadi, bisa disimpulkan dalam pendekatan konstruktivisme ini peranan guru hanyalah sebagai fasilitator pembimbing dan pengajar dalam membuat peserta didik memiliki peranan aktif sekaligus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bisa mengutarakan ide-ide baru yang selaras dengan materi.
Langkah-Langkah Pendekatan Konstruktivisme
- Tahap pertama, peserta didik didorong agar bisa mengemukakakn pengetahuan awal tentang konsep yang akan dibahas, jika perlu guru memancing dengan pertanyaan tentang fenomena yang sering di jumpai sehari-hari oleh peserta didik dan mengaitkannya dengan konsep yang akan dibahas.
- Tahap kedua, setiap peserta didik diberi kesempatan untuk menyelidiki dan menemukan konsep melalui penumpulan, pengorganisasian, dan penginterprestasian data dalam suatu kegiatan yang sudah dirancang oleh guru secara keseluruhan.
- Tahap ketiga, peserta didik memberikan penjelasan dan solusi yang didasarkan pada hasil observasi peserta didik, serta dengan penguatan guru agar peserta didik bisa membangun pemahaman baru tentang konsep yang sedang dipelajari.
- Tahap keempat, guru berusaha menciptakan suasana pembelajaran yang memungkinkan peserta didik bisa mengaplikasikan pemahaman konseptualnya, bisa dengan melalui kegiatan ataupun permunculan masalah-masalah yang berkaitan dengan isu-isu dalam lingkungan tersebut.
3. Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif merupakan penalaran yang berbentuk teoritis menjadi realitas, atau bisa dikatakan penalaran dari hal yang bersifat umum kemudian di arahkan menjadi hal yang bersifat khusus.
Langkah-Langkah Pendekatan Deduktif
- Tahap pertama, guru memilih konsep, prinsip dan aturan yang akan disajikan.
- Tahap kedua, guru menyajikan aturan dan pronsip yang bersifat umum lengkap dengan definisi dan buktinya.
- Tahap ketiga, guru juga menyajikan contoh-contoh khusus agar peserta didik dapat menyusun hubungan antara keadaan khusus dengan aturan dan prinsip umum.
- Tahap keempat, guru menyajikan bukti-bukti sebagai penunjang ataupun penolakan dari kesimpulan bahwa keadaan khusus itu merupakan gambaran dari keadaan umum.
Contoh, dalam menjaga dan melestarikan sumber daya terumbu karang agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan maka diperlukan sebuah pelatihan mengenai penggunaan alat tangkap ikan hias laut yang ramah lingkungan.
Isu pelatihan bisa diawali dengan pemahaman tentang pentingnya pemanfaatan dan pelestarian sumber daya terumbu karang.
Lalu proses pelatihan dilanjutkan dengan teknik-teknik penggunaan alat tangkap ikan hias laut yang ramah lingkungan.
Mengapa demikian, karena penggunaan alat tangkap yang ramah lingkungan akan mempengaruhi kelestarian sumber daya terumbu karang.
Nah, dengan pendekatan deduktif ini tujuan khusus yang menjadi sasaran dari proses pelatihan bisa dimulai dengan hal-hal yang umum.
4. Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif merupakan model pendekatan dalam pembelajaran yang digunakan untuk menyusun logika dan penalaran membangun sebuah ilmu pengetahuan dengan menjelaskan argumentasi ilmu pengetahuan tersebut dari khusus ke umum.
Jadi pendekatan induktif adalah proses penalaran yang bermula dari keadaan khusus menuju keadaan umum.
Biasanya pendekatan ini dimulai dengan pemberian fakta, kasus, dan berbagai contoh sebab yang mencerminkan suatu konsep maupun prinsip.
Kemudian peserta didik akan dibimbing untuk bisa menemukan ataupun menyimpulkan prinsip dasar dari materi tersebut.
Langkah-Langkah Pendekatan Induktif
- Tahap pertama, guru memilik konsep, prinsip, maupun aturan yang akan digunakan pada pendekatan induktif.
- Tahap kedua, guru memberikan contoh-contoh khusus baik itu berupa konsep, prinsip, maupun aturan yang memungkinkan peserta didik bisa memperkirakan (hipotesis) sifat umum yang terdapat dalam contoh-contoh tersebut.
- Tahap ketiga, guru juga memberikan bukti-bukti berupa contoh tambahan sebagai penunjang ataupun menyangkal perkiraan tersebut.
- Tahap keempat, guru menyusun pertanyaan mengenai sifat umum yang sudah terbukti berdasarkan langkah-langkah sebelumnya.
5. Pendekatan Konsep
Pendekatan konsep merupakan model pendekatan yang mengarahkan peserta didik untuk bisa memahami suatu bahasan materi tertentu dengan pemahaman terhadap konsep yang terkandung didalamnya.
Pendekatan ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahan konsep atau miskonsepsi pada pemahaman peserta didik. Konsep sendiri bisa diartikan dengan sebuah struktur mental yang didapatkan dari pengamatan dan pengalaman.
Jadi, pendekatan konsep ini merupakan pendekatan yang secara langsung menyajikan konsep tanpa memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menghayati bagai mana konsep tersebut didapatkan.
Langkah-Langkah Pendekatan Konsep
Dalam pendekatan konsep ini terdiri dari tiga langkah, yakni:
- Tahapan enaktik.
- Tahapan simbolik.
- Tahapan ikonik.
Tahapan pertama, enaktik dimulai dari:
- Pengenalan benda konkret.
- Menghubungkan dengan pengalaman lama ataupun pengalaman baru.
- Pengamatan dan penafsiran tentang benda baru.
Tahapan kedua, simbolik diperkenalkan dengan:
- Simbol, lambang, kode seperti angka, huruf, dll.
- Membandingkan antara contoh dan non-contoh untuk menangkap apah peserta didik cukup bisa mengerti akan ciri-cirinya.
- Memberi sebuah nama dan istilah sekaligus definisi.
Tahapan ketiga ikonik, pada tahapan ini peserta didik akan dihadapkan dengan penguasaan konsep secara abstrak, seperti menyebut istilah, nama, definisi apakah peserta didik sudah mampu mengungkapkannya.
6. Pendekatan Proses
Pendekatan proses merupakan suatu pendekatan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik dengan menekankan pada bagaimana bahan pelajaran itu diajarkan dan dipelajajari, sehingga pendekatan ini lebih mengarah pada prosesnya. Pendekatan ini juga bertolak belakang atau kebalikan dari penekatan konsep.
Baca Juga: Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
7. Pendekatan Open-Ended
Pendekatan open-ended merupakan suatu pendekatan yang memanfaatkan permasalahan dengan diformulasikan sedemikian rupa, sehingga memberikan peluang munculnya berbagai macam jawaban dengan berbagai strategi atau cara masing-masing.
Langkah-Langkah Pendekatan Open-Ended
Berikut ini penerapan pendekatan open-ended pada proses belajar mengajar:
- Tahap pertama, guru memberikan problem terbuka kepada peserta didik dengan menekankan bagaimana peserta didik bisa mencapai pada sebuah solusi.
- Tahap kedua, guru membimbing peserta didik untuk bisa menemukan pola dalam mengkonstruksi pemasalahannya sendiri.
- Tahap ketiga, biarkan peserta didik memecahkan masalah dengan berbagai macam penyelesaian dan jawaban yang beragam.
- Tahap keempat, guru meminta peserta didik untuk memberikan penjelasan akan hasil temuannya.
Kelebihan Pendekatan Open-Ended
Kelebihan dari pendekatan ini, peserta didik bisa menjadi lebih aktif dalam berpartisipasi dengan mengekspresikan idenya. Selain itu peserta didik juga akan terdorong untuk melatih dirinya agar bisa memberikan bukti atas jawaban yang ia dapatkan.
Disamping itu juga peserta didik bisa memiliki banyak pengalaman , baik itu berupa temuan mereka sendiri maupun temuan temannya.
Kelemahan Pendekatan Open-Ended
Kelemahan dari pendekatan ini mungkin sebagian dari peserta didik sulit dalam mengemukakan masalah, sehingga banyak dijumpai peserta didik mengalami kesulitan bagaimana merespon permasalahan yang diberikan.
8. Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisisdata, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.
Langkah-Langkah Pendekatan Saintifik
- Mengamati.
- Bertanya.
- Mengumpulkan informasi atau eksperimen.
- Mengolah informasi atau mengasosialisasikan.
- Mengkomunikasikan.
Mengamati
Mengamati merupakan langkah yang mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengamati adalah membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat). Kompetensi yang dikembangkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi
Bertanya
Menanya merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).
Mengumpulkan Informasi
Mengumpulkan informasi/eksperimen merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas, dan wawancara dengan narasumber.
Mengolah Informasi
Mengasosiasikan/mengolah informasi merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa pengolahan informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.
Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
Baca Juga: Variabel Penelitian
9. Pendekatan Realistik
Seperti dengan namanya, pendekatan realistik merupakan suatu pendekatan yang mendekatkan peserta didik terhadap hal-hal yang bersifat nyata.
Jadi, pada pendekatan ini peserta didik dituntun agar bisa terlibat secara aktif dalam memecahkan masalah baik itu secara individu maupun berkelompok.
Langkah-Langkah Pendekatan Saintifik
- Persiapan.
- Pembukaan.
- Proses Pembelajaran.
- Penutup.
Persiapan
Pada tahapan pertama ini, guru menentukan masalah kontekstual yang sesuai dengan pokok bahasan yang akan diajarkan. Selain itu guru juga mampersiapkan model ataupun alat peraga yang dibutuhkan.
Pembukaan
Tahap kedua, guru memperkenalkan masalah kontekstual kepada peserta didik dan juga meminta kepada peserta didik untuk untuk menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri.
Proses Pembelajaran
Tahap ketiga, guru hanya perlu memperhatikan kegiatan peserta didik baik itu secara individu maupun kelompok dan juga memberikan bantuan jika diperlukan saja.
Disamping itu guru juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyajikan hasil kerja mereka dan mengomentari hasil kerja temannya.
Guru juga mengarahkan peserta didik untuk bisa mendapatkan strategi terbaik dalam menyelesaikan masalah.
Penutup
Tahap keempat, guru mengajak peserta didik untuk bisa menarik kesimpulan dan memberikan evaluasi berupa soal seperti pekerjaan rumah.
10. Pendekatan Sains, Teknologi, dan Masyarakat
Pendekatan STM merupakan suatu pembelajaran yang dimaksudkan untuk mengetahui, dimana ilmu (sains) dapat menghasilkan teknologi untuk perbaikan lingkungan sehingga bermanfaat bagi masyarakat.
Misalnya, saat guru membahas tentang pencemaran lingkungan. Maka pada saat itu guru juga akan menyampaikan sebuah isu yang tengah dibahas seperti pencemaran udara atau polusi, pencemaran air, dan lain sebagainya.
Langkah-Langkah Pendekatan STM
Berikut ini beberapa tahapan pendekatan STM:
- Tahap pertama apersepsi (inisiasi, invitasi, dan eksplorasi) yang mengemukakan isu ataupun masalah aktual yang ada di masyarakat dan dapat diamati oleh peserta didik.
- Tahap kedua pembentukan konsep, peserta didik membangun dan mengkonstruksikan pengetahuan sendiri melalui observasi, eksperimen, dan diskusi.
- Tahap ketiga aplikasi konsep, peserta didik menyelesaikan masalah dengan menganalisis isu yang telah dikemukakan diawal pembelajaran berdasarkan konsep yang terlah dipahami sebelumnya.
- Tahap keempat pemantapan konsep, guru memberikan pemantapan konsep agar tidak terjadi kesalaan konsep pada peserta didil.
- Tahap kelima evaluasi, pada tahap ini guru mengevaluasi penggunaan tes agar bisa mengetahui penguasaan konsep peserta didik terhadap materi yang sedang dikaji.