Penelitian Tindakan Kelas – Kita semua tahu saat ini pemerintah sudah menetapkan bahwa profesi guru setara dengan profesi lainnya seperti akuntan, dokter, pengacara dan sebagainya.
Tentu dari penetapan ini juga terdapat konsekuensi bagi guru untuk menunjukkan profesionalitasnya seiring dengan adanya peningkatan kesejahteraan dari pemerintah bagi guru.
Nah, salah satu peningkatan profesionalitas seorang guru adalah penyusunan karya tulis ilmiah seperti laporan Penelitian Tindakan Kelas atau PTK.
Pengertian PTK
Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah sebuah bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan guru dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan siswa, serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan.
Penelitian tindakan atau action research merupakan salah satu pendekatan baru dalam memecahkan masalah atau bisa juga mengmbangkan keterampilan-keterampilan baru di dunia praktis yang dilakukan secara reflektif. |
Menurut Stephen Kemis yang dikutif oleh D. Hopkins dalam bukunya “A Teacher’s Guide to Classroom Research” (1993:44) penelitian tindakan kelas adalah: “… a form of self reflective inquiry undertaken by participants in a social (including education) situation in orde to improve the rationality and justice of (a) their own social or educational practices, (b) their understanding of the practices, and (c) the situation in which practice are carried out “ (Marilyn Johnson, 1999:6). |
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Tujuan dari pelaksanaan PTK adalah:
- Untuk memperbaiki kondisi praktek pembelajaran dan program sekolah pada umumnya.
- Untuk meningkatkan kemantapan rasional dalam melaksanakan tugasnya, karena ”improve practice here and now”.
- Untuk memperdalam tindakan yang dilakukan , karena memperbaiki proses PBM dan meningkatkan profesionalisasi guru.
Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
“An Inquiry on Practice From Within” 1. Kegiatan PTK dipicu oleh permasalahan praktis yang dihayati dalam pelaksanaan tugas sehari-hari oleh guru dalam PBM. 2. PTK bersifat “practive driven and action driven “ , yakni untuk memperbaiki praktek secara langsung disini-sekarang. |
“Collaborative Effort Between School Teacher and Teacher Educator” 1. PTK dapat dilakukan dengan sistem kolaborasi (kemitraan) antara guru disekolah yang bersangkutan atau anatara guru, dosen, atau guru antar sekolah. 2. Kerjasama dalam kesejawatan dalam keseluruhan tahapan PTK mulai dari identifikasi sampai dengan perumusan masalah serta diagnosis keadaan, perencanaan tindakan perbaikan, pengumpulan dan analisis data, refleksi penemuan, dan penyusunan laporan. 3. Permasalahan dalam PTK harus diidentifikasi secara kolaboratif . Namun guru tetap memegang kancah pembelajaran. 4. Bila guru bermitra dengan dosen, maka dosen yang dijadikan mitra tidak boleh menggiring guru yang menjadi mitranya kearah permasalahn yang diyakini. Oleh sebab itu, dosen berperan sebagai pemantau gagasan guru saja (sounding board). |
“A Refrective Practice, Made Public” 1. Penegenalan masalah serta upaya yang dirancangv untuk mengatasinya dan efektivitas penerapannya dilakukan secara lebih explisit dan sistematis. 2. Dalam konteks ini guru PTK memegang peranan ganda, yaitu sebagai praktisi dalam pelaksanaan tugas dan sebagai peneliti praksisnya sendiri. |
Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas
1. Pekerjaan utama guru adalah mengajar. Oleh sebab itu PTK tidak mengganggu komitmennya sebagai pengajar. |
2. Guru harus bersikap konsisten menaruh kepedulian yang tinggi terhadap etika pekerjaannya. |
3. Metode pengumpulan data tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru. Oleh sebab itu tidak mengganggu proses PBM. |
4. Metode yang digunakan harus cukup reliabel, sehingga guru dapat merumuskan masalah dan merumuskan hipotesisnya. |
5. Masalah penelitian yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakan masalah yang cukup merisaukan. Karena itu, pendorong utama PTK adalah komitmen profesional untuk memberikan layanan yang terbaik pada siswa. |
6. Permasalahan tidak dilihat dalam konteks kelas atau mata pelajaran tertentu melainkan dalam konteks luas , yaitu sekolah secara keseluruhan. Oleh sebab itu PTK sebaikknya melibatkan dua orang guru sekolah atau lebih. |
Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
- Bermanfaat bagi perbaikan kurikulum, karena kurikulum bisa disusun berdasarkan informasi dari lapangan.
- Menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru.
- Adanya inovasi pendidikan karena guru semakin diberdayakan dalam meningkatkan profesionalisasinya secara mandiri.
- Membuat Guru semakin percaya diri dan lebih berani mengambil risiko dengan mencoba hal-hal yang baru, sehingga semakin banyak pengetahuan dan teori yang dibangunnya sendiri berdasarkan pengalaman.
- Guru tiak mudah puas diri, sehingga guru selalu terdorong untuk melakukan tugas dengan lebih baik.
- Menumbuhkan inovasi pembelajaran dari bawah, karena guru benar-benar mencari pemecahan masalah berangkat dari realitas permasalahan yang dihayati di kelas.
Ciri-ciri Penelitian Tindakan Kelas
Berikut ciri-ciri PTK yang baik dan benar:
A. Pratis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja. |
B. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan perkembangan-perkembangan baru yang lebih baik, lebih empirik dalam arti bahwa penelitian tersebut lebih mendasarkan pada observasi aktual dan data mengenai tingkah laku, dan tidak berdasarkan pada pendapat subjektif yang didasrkan pada pengalaman masa lampau. |
C. Fleksibel dan adaptif, membolehkan perubahan-perubahan selama penelitian, dan mengorbankan kontrol untuk kepentingan on the spot experimentation and inovasi. |
D. Meskipun sistematis, penelitian tindakan ketertiban ilmiah, karena validitas internal dan eksternal adalah lemah. Tujuannya situasional dan sampelnya terbatas tidak representatif, dan kontrolnya terhadap variabel bebas sangat kecil. Oleh sebab itu, hasilnya walaupun berguna untuk dimensi praktis, namun secara tidak langsung memberi sumbangan kepada ilmunya. |
Jenis-jenis Penelitian Tindakan Kelas
Berdasarkan jenisnya PTK terdiri dari 4 jenis yaitu:
- Penelitian Tindakan Kelas Diagnostik.
- Penelitian Tindakan Kelas Partisipan
- Penelitian Tindakan Kelas Empiris
- Penelitian Tindakan Kelas Eksperinmental
PTK Diagnostik: Peneliti mendiagnosis dan memasuki situasi yang terdapat didalam latar penelitian. |
PTK Partisipan: Peniliti terlibat secara langsung dan terus-menerus sejak awal sampai berakhirnya penelitian. |
PTK Empiris: Peneliti berupaya melaksanakan suatu tindakan dan membuktikan apayang dilakukan serta apa yang terjadi selama tindakan berlangsung. |
PTk Eksperimental: Peneliti berupaya menerapkan berbagai teknik atau strategi secara efektif dan efisien didalam suatu kegiatan belajar mengajar. |
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa nilai dari laporan PTK hanya ada nila 4 dan 0 saja. Jadi tidak ada nilai 1,2, maupun 3. Untuk mendapatkan nilai 4 ini kita harus bisa memenuhi syarat berikut ini:
Syarat Penilaian PTK
Berikut ini beberapa syarat dalam membuat laporan penelitian tindakan kelas.
1. Judul Harus Bercirikan PTK
Pada umumnya judul PTK diawali dengan kata Peningkatan, Penggunaan, atau Upaya Meningkatkan. Selain itu juga judul laporan PTK harus memiliki beberapa unsur seperti:
- Apa yang akan ditingkatkan (dipecahkan masalahnya)?
- Menggunakan tindakan apa?
- Siapa yang akan ditingkatkan?
Kita bisa mengibaratkan seperti penyembuhan suatu penyakit, oleh karena itu harus ada penyakit, obat, pasien, dan rumah sakit.
Nah, yang dimaksud dari penyakit ini adalah Kompetensi Dasar (KD) yang belum tuntas. Lalu, obat adalah tindakan apa yang akan dilakukan. Kemudian, pasien adalah siswa. Selanjutnya, rumah sakit adalah sekolah yang menjadi tempat penelitian tersebut baik itu SD/SMP/SMA.
Contoh Judul PTK:
“Peningkatan Prestasi Belajar Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat Menggunakan Permainan Puzzle Pada Siswa Kelas V SDN Mekarsari Tambun Selatan Bekasi” |
2. Penelitian Harus Dilakukan di Kelas
Seperti namanya yakni Penelitian Tindakan Kelas, maka hal ini harus dilakukan di kelas tempat guru tersebut mengajar. Contoh sederhananya jika guru kelas 3 dan melakukan penelitian di kelas 3 juga sudah pasti sudah pasti PTK tersebut akan diterima.
Namun, jika guru adalah seorang pengajar di SD A akan tetapi melakukan penelitina di SD B maka laporan PTK tersebut akan ditolak.
Oleh karena itu, sangatlah penting bagi guru yang bersangkutan dalam menetapkan tempat penelitian baik itu kelas maupun sekolah.
3. PTK Harus Disusun Berdasarkan Prosedur
Dalam menyusun PTK kita juga diharuskan mengikuti prosedur yang baik dan benar, salah satunya ditandai dengan adanya siklus. Sebuah PTK biasanya hanya memiliki 2 (dua) ataupun 3 (tiga) siklus saja.
Jadi, jika PTK hanya memiliki satu siklus saja itu tandanya PTK tersebut tidak memiliki peningkatan. Namun, jika PTK memiliki lebih dari 3 (tiga) siklus maka tindakan yang dilakukan perlu diganti ibarat obat yang tidak manjur.
Selain itu juga dalam setiap siklusnya PTK diusahakan memiliki lebih dari satu pertemuan. Karena, jika siklus hanya satu pertemuan saja maka dianggap sebagai program remedi, bukan PTK.
4. Lampiran PTK Harus Lengkap
Kita semua tentu sudah tahu bahwa lampiran merupakan salah satu faktor penting dalam membuktikan keabsahan hasil dari penelitian tindakan kelas. Karena lampiran ini bisa meyakinkan tim penilai, apakah penelitian tersebut benar dilakukan atau hanya sekedar laporan fiktif saja.
Berikut ini hal-hal yang perlu dilampirkan:
- Surat izin penelitian
- RPP masing-masing siklus
- Instrumen yang digunakan (bisa berupa lembaran observasi dan tes)
- Contoh hasil kerja siswa
- Foto-foto kegiatan
5. PTK Sudah Diseminarkan
Syarat yang tidak kalah pentingnya dalam penilaian PTK adalah seminar. Sebuah PTK yang akan diajukan sebagai kenaikan pangkat harus sudah di seminarkan. Minimal di depan 15 guru dan juga dari 3 sekolah yang berbeda.
Selain itu, dalam satau kegiatan seminar minimal ada 3 guru penyaji yang berbeda (satu guru hanya boleh satu penyajian).
Lalu, untuk bukti seminar perlu dilampirkan juga PAK meliputi surat undangan, nama sekolah, daftar hadir yang memuat nama, laporan hasil seminar dan juga foto-foto kegiatan.
Baca Juga: Variabel Penelitian
Metode Penyusunan Proposal PTK
Berikut ini gambaran singkat berupa aspek yang dinilai dalam penyusunan laporan PTK (Penelitian TIndakan Kelas):
Kriteria | Aspek yang Dinilai |
---|---|
Abstrak | Abstrak harus menunjukkan tiga unsur: 1. Latar belakang dan tujuan penelitian. 2. Prosedur atau metode penelitian. 3. Hasil atau temuan penelitian |
Pendahuluan | Pendahuluan harus menunjukkan 4 unsur berikut: 1. Deskripsi masalah, data awal, lokasi penelitian, identifikasi akar masalah, dan pentingnya pemecahan masalah dengan segera. 2. Rumusan masalah. 3. Tujuan penelitian. 4. Manfaat penelitian. |
Kajian Teori dan Tinjauan Pustaka | 1. Adanya deskripsi teori yang relevan serta mendukung tindakan yang dikenakan kepada siswa. 2. Adanya kerangka pikir pemecahan masalah atau ide orisinil peneliti untuk melakukan tindakan guna mengatasi masalah yang dihadapi dan memungkinkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran 3. Hipotesis tindakan (jika diperlukan. |
Pelaksanaan Penelitian | 1. Deskripsi tahapan dan siklus demi siklus sepanjang penelitian 2. Penggunaan instrument, usaha validasi data, hipotesis tindakan, dan cara refleksi 3. Tindakan yang dilakukan benar-benar nyata, riil, logis dan fleksibel) |
Hasil Penelitian dan Pembahasan | Hasil penelitian dan pembahasan disajikan dengan mendeskripsikan secara lengkap dan sistematis setiap tahapan dari siklus ke siklus. Siklus I 1. Perencanaan. Dipaparkan mengenai tindakan yang dikenakan yang berbeda dari pembelajaran biasanya. 2. Pelaksanaan. Diuraikan cara dan langkah-langkah melakukan tindakan. 3. Pengamatan. Diambil dari dokumen-dokumen pengamatan atau data autentik. 4. Refleksi. Berisi hasil introspeksi diri atau renungan sejauh mana proses KBM dapat ditingkatkan. Siklus II (idem), tetapi perlu ditambahkan hal-hal yang mnedasar seperti berikut ini: 1. Disajikan proses dan hasil perubahan yang dicapai siswa. 2. Tabel atau grafik hasil analisis data kuantitatif. 3. Pembahasan. 4. Terdapat ulasan yang dicapai dari siklus ke siklus. |
Kesimpulan dan Rekomendasi | 1. Hasil penelitian, telah sesuai atau belum dengan tujuan yang dicanangkan. 2. Terdapat saran bagi penelitian selanjutnya agar lebih baik. 3. Ada usulan dalam hal pemanfaatan hasil penelitian atau penggunaan temuan dalam penelitian. |
Daftar Pustaka dan Lampiran | 1. Berisi sumber-sumber rujukan dengan penulisan daftar pustaka sesuai standar ilmiah. 2. Kelengkapan lampiran. |
Berikut ini Format Langkah-langkah pembuatan Proposal PTK yang baik dan benar:
- Judul
- Masalah dan Latar Belakan Penelitian
- Cara Pemecahan Masalah
- Tujuan dan Manfaat Penelitian
- Kerangka Teoritis dan Hipotesis Tindakan
- Rencana Penelitian
- Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian
- Faktor-faktor yang Diselidiki
- Rencana Tindakan
- Perencanaan
- Pelaksanaan Tindakan
- Observasi
- Analisis dan Refleksi
- Data dan Cara Pengambilannya
- Indikator Kinerja
- Tim Peneliti dan Tugasnya
- Jadwal Penelitian
- Rencana Anggaran
- Daftar Pustaka
- Lampiran-lampiran
Untuk lebih lanjut anda bisa tonton video berdurasi 10 menit berikut ini:
Contoh Penelitian Tindakan Kelas
Nah, jika anda sudah menonton video tadi saya rasa sudah cukup gambaran tentang PTK, selanjutnya saya ingin sedikit memberikan contoh proposal PTK (Penelitian Tindakan Kelas) berupa skipsi untuk PAUD dan SD terbaru yang baik dan benar:
Contoh PTK PAUD
Buat anda yang tidak ingin ribet bisa men-download pdf contoh PTK PAUD tersebut dengan klik link dibawah ini:
Contoh PTK SD
Silahkan klik link download pdf contoh PTK SD berikut:
Tahapan Pelaksanaan Tindakan Kelas
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa PTK adalah prosedur ataupun pengkajian melalui sistem berdaur dari berbagai kegiatan. Menurut Raka Joni (1998) terdapat lima tahapan pelaksanaan tindakan kelas, yaitu:
- Pengembangan fokus masalah penelitian.
- Perencanaan tindakan.
- Pelaksanaan tindakan dan observasi.
- Aanalisi dan refleksi.
- Perencanaan tindakan lanjut.
1. Penetapan Fokus Masalah Penelitian
Dalam penetapan fokus masalah penelitian ini kita membagi kembali menjadi 4 bagian, yaitu:
A. Merasakan adanya masalah
Dalam pelaksanakannya, PTK diawali dengan masalah yang masih memerlukan perbaikan atau perubahan guna meningkatkan mutu kinerja. |
Berdasarkan masalah yang masih kabur tersebut, guru mengidentifikasi fokus permasalahan yang masih memerlukan tindakan perbaikan. |
Kemudian dilakukan dengan pengenalan lapangan untuk memahami keadaan lapangan, jika diperlukan dilakukan pengumpulan data awal agar dapat dirumuskan permacalahanya yang dapat dicari alternatif pemecahannya, artinya dapat dibuat rencana perbaikan untuk mengamati masalah tsb. Pertanyaan yang mungkin timbul bagi peneliti PTK pemula adalah: Bagaimana memulai PTK? |
Untuk dapat memulai suatu PTK, pertama yang harus dimiliki guru adalah adanya perasaan ketidakpuasan terhadap praktik pembelajaran yang selama itu dilakukan. Bila guru sudah merasa puas (meskipun sebenarnya masih banyak hambatan dalam proses itu) maka sangat sulit untuk memunculkan masalah. |
Dituntut keberanian untuk mengatakan secara jujur kepada diri sendiri mengenai sisi lemah yang dimiliki dalam pembelajaran di kelas. Dengan kata lain guru mampu merenungi, merefleksi, berfikir balik terhadap apa saja yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran dalam rangka mengidentifikasi sisi-sisi lemah yang ada. |
Permsalahan yang diangkat dalam PTK harus benar-benar berangkat dari masalah-masalah yang dialami dalam praktek di kelas. |
Masalah-masalah tersebut dapat berpangkal/bersumber dari: a. Siswa b. Guru c. Bahan Ajar Kurikulum d. Interaksi pembelajaran e. Hasil Belajar Siswa f. Iklim Belajar g. Budaya Belajar, dsb. |
B. Identifikasi masalah
Dalam mengawali PTK, peneliti dapat mengawali dari diagnosis keadaan yang bersifat umum, taitu kebutuhan adanya sesuatu yang perlu diperbaiki.
Untuk mendorong ide-ide/pikiran–pikiran itu kita bertanya pada diri sendiri, misalnya:
- Apa yang sedang terjadi sekarang?
- Apakah yang terjadi itu mengandung permasalahan?
- Apa yang bisa dilakukan terhadap permasalahan tersebut?
Bisa pertanyaan tersebut terbenak dalam pomikiran peneliti, maka dapat dilanjutkan dengan mengmbangkan beberapa pertanyaan misalnya:
- Saya akan memperbaiki …
- Berapa orang yang tidak merasa senang tentang …
- Saya bingung oleh …
- Saya memilih gagasan untuk …
- Saya memilih gagasan untuk meng-ujicobakan kelas saya tentang …
Ada beberapa kriteria yang perlut diperhatikan dalam memilih topik pembahasan:
- Jangan memilih topik yang tidak dikuasai ileh guru.
- Abilah topik yang skalanya kecil dan terbatas.
- Pilih topik yang penting bagi guru sendiri dan muridnya, atau bisa dengan topik yang melibatkan guru dalam aktivitas sekolahnya.
- Usahakan untuk mencoba dan bekerja secara kolaboratif mengenai fokus penelitian.
- kaitkan antara penelitian kelas yang dilakukan dengan prioritas rencana pengembangan sekolah atau tujuan sekolah.
C. Analisis masalah
Dalam menganalisis masalah kita juga perlu memahami apakah masalah itu penting dan mendasar untuk dipecahkan?
Misalnya:
- “Mengapa murid selalu bingung dalam menjawab pertanyaan Guru?”
- “Bagaimana memecahkan masalah tersebut?”
Masalah itu dipecahkan dengan terlebih dulu melaksanakan diagnosis terlebih dahulu terhadap guru sendiri maupun terhdap siswa. Misalnya: “Melalui instropeksi guru atau diskusi. Mungkin pertanyaan itu tidak jelas atau terlalu panjang”. “Diagnosis melalui siswa dapat dilakukan dengan bertanya kepada mereka”. |
Hasil analisis masalah itu dirumuskan dalam bentuk: A. Pertanyaan guru umumnya kalimatnya terlalu panjang. B. Cakupan jawabannya terlalu luas. C. Terlalu sulit dan tenggang. D. Waktu yang diberikan untuk menjawab terlalu singkat. |
D. Perumusan masalah
Perlu kita ketahui, masalah itu perlu dibatasi dan dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Lalu masalah yang dirumuskan juga harus sudah tergambarkan kemungkinan penyelesaiannya, solusi pemecahannya, jenis data yang dikumpulkan, dan cara analisisnya.
Baca Juga: Jenis Instrumen Penelitian
2. Perencanaan Tindakan
Untuk perencanaan tindakan ini juga terbagi menjadi 3 tahapan, yakni:
A. Formulasi solusi dan bentuk hipotesis tindakan
Bentuk umum penelitian tindakan berbeda dengan penelitian formal. Jika dalam hipotesis dalam penelitian formal menyatakan hubungan dua variuabel atau lebih, atau adanya perbedaan mean antara dua kelompok.
Maka dalam penelitian tindakan hipotesisnya tidak menyatakan demikian, tetapi menyatakan kita percaya bahwa tindakan kita merupakan suatu solusi yang dapat memecahkan suatu masalah.
Contoh Hipotesis Tindakan:
“Jika orang tua dilaksanakan dalam perencanaan kegiatan akademik sekolah, akan meningkatkan perhatian orang tua terhadap penyelesaian tugas siswa di rumah”. |
Untuk dapat menyusun hipotesis tindakan dengan tepat terlebih dahulu peneliti harus melakukan:
- Kajian teori pembelajaran dan teori pendidikan.
- Kajian hasil penelitian yang relevan dengan pembelajaran.
- Kajian hasil diskusi dengan rekan sejawat, pakar, dan peneliti.
- Kajian pendapat dan saran pakar pendidikan.
- Pengalaman guru dalam pembelajaran.
Setiap alternatif pemecahan yang akan diuslkan, perlu dikaji ulang dan dievaluasi dari segi bentuk tindakan dan prosedurnya, kelaikan, kemudahan, kepraktisan, optimalisasi hasil dan cara penilaiannya.
Apakan hasil hipotesis ini bisa menghasilkan perubahan terhadap hasil belajar siswa dan cara mengajar guru. Kalau bisa, perubahan dan perbaikan apa yanhg akan terjadi.
B. Analisis kelayakan hipotesis tindakan
Kemampuan guru untuk bertindak: “Apakah tindakan itu dapat dilakukan oleh guru dan tidak merepotkan guru?” |
Tindakan yang dilakukan guru dan jangan merugikan siswa. |
Fasilitas dan sarana kelas/sekolah: “Apakah guru bisa mengusahakan fasilitas yang diperlukan?” |
Iklim belajar dan iklim sekolah: “Apakah cukup mendukung untuk terwujudnya tindakan sesuai dengan disain?” “Apakah ada dukungan dari sekolah dan rekan sejawat?” |
C. Persiapan tindakan
Sebelum dilakukan tindakan, perlu ditempuh langkah-langkah berikut:
- Membuat skenario pembelajaran yang berisikan langkah-langkah yang dilakukan guru dan apa yang dilakukan siswa dalam tindakan yang telah direncanakan.
- Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas, seperti gambar dan alat peraga.
- Mempersiapkan cara observasi hasil beserta alatnya.
- Melakukan simulasi bersama untuk melakukan dan mendapatkan informasi cara melakukan tindakan.
3. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Setelah direncanakan dan dilaksanakan tindakan, kemudian diobservasi dan direfleksi.
Bila rencana yang telah dikembangkan tidak dapat dilaksanakan, maka peneliti harus melaksanakan perencanaan kembali.
Observasi adalah upaya mengamati dan mendokumentasikan hal-hal yang terjadi selama tindakan berlangsung. |
Pada saat dilakukan tindakan, secara bersamaan juga dilakukan pengamatan tentang segala sesuatu yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, data dari hasil observasi ini juga dijadikan sebagai bahan masukan dalam refleksi.
Metode observasi bisa dilakukan dengan empat cara:
- Observasi terbuka adalah pencatatan semua kejadian dalam kegiatan belajar mengajar.
Keterampilan Mengajar | Catanan Hasil Observasi |
---|---|
Teknik Bertanya | |
Keterampilan Penjelasan | |
Keterampilan memberikan penguatan | |
Keterampilan mengadakan variasi | |
Keterampilan membimbing diskusi kecil | |
Keterampilan memberi umpan balik | |
Keterampilan mengelola kelas | |
Keterampilan memubuka/menutup pelajaran | |
Harapan-harapan |
- Observasi terfokus, yaitu data yang ingin diperoleh sudah sudah dituangkan dalam format tertentu, misalnya membumbuhkan tanda ”x” pada kolom yang sudah disediakan.
Kriteria Perilaku | Fokus Observasi |
---|---|
Pemilihan responden | a. meminta siswa yang mengacungkan tangan untuk menjawab. b. Meminta siswa yang tidak mengacungkan tangan untuk menjawab. |
Intonasi dan cara mengajukan pertanyaan. | a. Pertanyaan diajukan dengan jelas. b. Pertanyaan diajukan kepada seluruh siswa. c. Pertanyaan diajukan untuk siswa tertentu. |
- Observasi tersetruktur, yaiut observasi yang dilakukan dengan format sederhana misalnya dengan diagram atau tally.
- Observasi Sistematis, yaitu observasi yang mengandalkan koding atau skala interaksi dan bertujuan untuk mencerminkan interaksi guru dan murid.
Aspek-aspek yang diobservasi | Ya | Tidak |
---|---|---|
Apakah guru memberikan pujian kepada siswa yang menjawab benar? | ||
Apakah guru memeriksa/merespon pekerjaan siswa (jawaban siswa)? | ||
Apakah guru memberi penguatan pada setiap materi pokok pembelajaran? |
Alat bantu untuk observasi bisa dengan:
- Field notes atau catatan lapangan
- Tape recorder
- Buku harian siswa
- Kamera.
Baca Juga: Variabel Penelitian
4. Analisis dan Refleksi
Berikut penjelasan mengenai analisis data dan refleksi:
A. Analisis Data
Analisis data adalah kegiatan memfokuskan, mengabstraksikan, mengorganisasikan data secara sistematis dan rasional untuk memberikan bahan jawaban terhadap permasalahan.
Selain itu kita juga harus memahami istilah analisis, sintesis, induksi, dan deduksi.
Analisis adalah menguraikan suatu objek menjadi bagianbagian lalu kita cermati. Bila berbagai unsur yang kita uraikan tersebut ditemukan kesemaan esensinya dan kita satukan, maka disebut sintesis.
Bila kita cari abstraksi, maka kita sering menyebutnya sebagai berfikir induktif, yaitu dari banyak kasus kita cari sifat umumnya.
Analisis data dilakukan tiga tahapan, yaitu:
- Reduksi data.
- Sajian data.
- Menyimpulkan data.
Reduksi data adalah proses memfokuskan dan mengabstraksikan data mentah menjadi informasi yang bermakna. |
Sajian data adalah mengorganisir dan menyajikan data dalam bentuk naratif, tabel, matrik, atau bentuk lainnya. |
Menyimpulkan data adalah mengambil intisari dari sajian data yang telah terorganisir dalam bentuk pernyataan kalimat yang singkat dan padat tetapi mengandung pengertian luas. |
B. Refleksi
Refleksi dalam TPK adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah terjadi , yang dihasilkan atau yang belum tuntas pada langkah atau upaya sebelumnya.
Dengan kata lain, refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan sementara dan untuk menentukan tindak lanjut untuki mencapai tujuan akhir.
Kegiatan refleksi diperlukan untuk menemukan titik-titik rawan, sehingga dapat dilanjutkan untuk membuat perencanaan baru dan tindakan baru.
Menurut Natawidjaja (1997) dalam refleksi terdiri dari empat komponen:
- Analisis
- Pemaknaan
- Penjelasan
- Penyusunan.
Untuk berpikir reflektif, peneliti harus mengkaji antara deduksi-induksi, bisa dengan membuat abstraksi dan penjabaran.
5. Perencanaan Tindakan Lanjut
Dalam perencanaan tindakan lanjut terbagi menjadi tiga tahapan, yakni:
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi, apakah tindakan yang telah dilaksanakan telah dapat mengatasi masalah atau belum? Bila belum memuaskan atau masalahnya belum terselesaikan, maka dilakukan tindakan lanjut dengan memperbaiki tindakan ke-1 atau menyusun tindakan yang baru untuk mengatasi masalah. |
Bila masalah yang diteliti belum tuntas atau belum memuaskan, maka penelitian tindakan harus dilakukan pada siklus ke-2 dengan prosedur yang sama seperti pada siklus ke-1, yaitu ( perumusan masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, dan analisis refleksi). |
Jika pada siklus ke-2 permasalahan sudah terselesaikan (memuaskan), maka tidak perlu dilanjutkan pada siklus ke-3 dan seterusnya. Jadi, siklus pada TPK tidak dapat ditentukan terlebih dahulu jumlahnya sebelumnya, sebab ada PTK yang hanya dillakukan satu siklus karena masalahnya sudah terselesaikan dengan memuaskan. |
Saya rasa sudah cukup pembahasan kita tentang penelitian tindakan kelas (PTK), buat kalian yang suka dengan artikel ini jangan lupa komentar-nya ya… Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda semua para pembaca lintar media.